Terlalu Banyak Tahu
Seorang pedagang ayam bakar terlihat sibuk melayani antrian pembelinya. Dengan dibantu oleh tujuh asistennya..biasanya dagangannya sudah habis jam 10 malam dengan rata-rata 250 ekor terjual per hari. Dari hasil obrolan dengannya ..Usaha yang sudah digelutinya kurang lebih 10 tahun yang lalu itu mampu melejitkan omzet ratusan juta per bulan. Mungkin Kisah-kisah seperti ini sudah terlalu biasa, tapi buat saya sangat surprise…
kenapa? Rupanya dia “cuma” lulusan SD tapi dengan caranya sendiri mampu memanage usahanya seperti sekarang ini.
Agak terusik “nalar” saya mendengar ceritanya karena secara akal sehat kok bisa-bisanya dia yang notabene berpengetahuan formal terbatas dan mungkin saja belum pernah mendapat materi ilmu bisnis atau manajemen “sekolahan” tetapi bisa menjadi salah satu penggerak ekonomi bagi lingkungan terdekatnya…wow !!!
Cerita sebaliknya muncul ketika beberapa rekan kerja ingin menggeluti usaha tetapi terlalu banyak ide sehingga bingung untuk memulai darimana. Latar belakang pendidikan mereka tidak main-main. Berbagai seminar atau pelatihan bisnis mereka ikuti tetapi sampai sekarang tidak segera bergerak untuk merealisasikan.
Sah-sah saja sih, karena untuk menggeluti bisnis perlu dibekali pengetahuan yang cukup agar tidak tersesat…tapi kalau terlalu banyak yang dipikirkan dan dipertimbangkan kapan mau action?
Rata-rata kelemahan dari mereka adalah “terlalu banyak tahu” karena saking banyaknya informasi yang diterima. Berbagai analisa mereka kalkulasi dimulai dari potensi yang akan diterima, kapan BEP nya berikut hitungan-hitungan njlimet yang lain. belum selesai dengan yang satu..lalu melihat peluang bisnis lain yang lebih menarik, dimulailah pekerjaan yang sama dari dari awal lagi. Begitu seterusnya sehingga makin bingung untuk melakukan actionnya sendiri… 🙂
Nah, saran saya… untuk type-type calon pebisnis semacam ini cobalah berpikir dengan perspektif “jadilah orang bodoh”. Cukup sedikit dulu informasi yang diperoleh tapi banyakin action dan teruslah untuk belajar.
Disinilah titik kritisnya karena untuk menjalankan bisnis ternyata banyak hal yang harus dikerjakan. diperlukan kombinasi antara ilmu, determinasi, fokus, passion dan jam terbang yang tinggi. Bagaimana menghadapi situasi ketika merintis, cara-cara untuk bangkit ketika sedang surut dan bagaimana mempertahankannya ketika sedang naik.
Nasehat dari guru saya, “Jadilah orang yang expert dibidangmu!!!” dengan terus terus terus untuk belajar sampai dirasa cukup. Rasanya sayang kalau tenaga, biaya dan waktu terbuang percuma jika belum selesai dengan satu bidang lalu berbalik arah memulai lagi dari awal untuk menggeluti bidang lain.
Sebuah nasehat bagi saya sendiri yang yang nggak ngerti secara teknis bahasa coding pemprograman, webdesign, CMS, SEO, skill jahit-menjahit tapi berani-beraninya bisnis online kostumbola.com dan buka konveksi sendiri. Tugas saya saat ini adalah terus belajar belajar belajar hingga bisa lari kencang…
Bagaimana dengan Anda?
Jabat Erat,
Mofied
Owner dari kostumbola.com
mantaf mbah,
semakin maju tanpa harus s3….
Komar IBnu Mikam
Februari 21, 2012 at 2:05 am
siap gan….dari abang banyak ilmu yang didapat juga…
tq
mofied
Februari 22, 2012 at 1:27 pm
Iya mbah masih terlalu pintar saya kali
Putra
Februari 21, 2012 at 2:26 am
haha…bukannya terlalu pintar…cuma kurang fokus aja kali…
ayuk kumpulin energi gan…
mofied
Februari 22, 2012 at 1:28 pm
Lebih baik sedikit tau sehingga lebih rajin menggali ilmu ya … Semangat !!!
sri agung
September 21, 2012 at 8:50 am
sip mbak sri..ayo action
Mofied
Maret 24, 2013 at 3:13 pm
Action, Action & Action
Hanik
Februari 7, 2013 at 4:51 am
Wah postingan yang menyentil Pak & penuh “gizi” untuk mulai action ASAP.
Sebagai informasi Buku Delivering Happiness dari Tony Hsieh Zappos sekarang sudah ada versi terjemahannya penerbit Kaifa. Barangkali bapak berminat (dulu pernah meninggalkan komentar di blog saya).
Salam kenal
Wage
Wage
Februari 27, 2013 at 3:42 am