Mental Block
“Ah…kalau sudah sukses ngomong apa aja sih enak, lha wong dia udah punya omset ratusan juta, propertinya banyak dan karyawannya seabrek” , begitu seloroh teman ketika mendengarkan sharing pengusaha yang sukses membangun bisnisnya.
Atau ada yang lain ” musim ini jualan emang sepi, ya udah pasrah aja…mau gimana lagi?”
Yang lebih parah ” Gue emang pingin jadi pebisnis sukses, tapi gimana lagi modal ngga punya, warisan ngga ada..nanti-nanti aja deh kalau duit udah ngumpul biar jadi modal”
Mungkin begitulah ungkapan-ungkapan negatif yang sering kita dengar ketika seseorang sudah pasrah meratapi nasibnya. Pikiran alam bawah sadar menguasainya sampai-sampai menjudge dirinya sendiri bahwa memang sudah nasib kalau dapat segitu-gitu saja begitu seterusnya sampai bertahun-tahun dan menjadi bagian hidupnya.
Perasaan takut untuk berbuat lebih, malas, patah semangat sebelum mencoba, tidak mau belajar dari pengalaman adalah beberapa contoh dari mental block. Yang lebih berbahaya lagi kalau kita sudah berada dalam area Comfort Zone karena merasa nyaman dan berpuas diri dengan keadaan sekarang sehingga kreativitas jadi tumpul padahal jaman selalu berubah.
Jujur saja.. sebagai manusia kadang-kadang kita dihadapkan pada keadaan dimana kondisi stag, tidak tahu mau berbuat apa sampai-sampai pikiran buntu dan dibiarkan begitu aja. Adalah manusiawi dalam kadar tertentu kita dihipnotis oleh gagasan- gagasan dari orang lain yang terlanjur ditelannya mentah mentah, atau gagasannya sendiri yang ditanamkan menjadi keyakinan dalam dirinya.
Membongkar dan menembus mental block yang menghambat pengembangan diri seseorang memang bukanlah perkara mudah. Perlu dibutuhkan kemauan dan usaha yang ekstra. Maukah kita terkungkung terus menerus sementara hati kecil sebenarnya berontak?
Ingat…segala masalah itu ada solusinya.
Jalan keluarnya banyak kok.
Pertama, ubah mindset bahwa segala sesuatu bisa berubah tergantung cara pandang kita.
jalan keluar yang lain bisa dengan silaturahmi untuk sekedar curhat tentunya dengan lingkungan yang memberi energi positif, mengucapkan kata-kata optimis berulang-ulang, gabung dengan komunitas yang saling sinergi atau ikut seminar/pelatihan pengembangan diri dan sejenisnya.
Seorang teman bercerita bahwa dia pernah mengalami down setelah bangkrut dari bisnis barunya dengan modal hasil jerih payah bisnis sebelumnya. Rasa malas, bingung mau ngapain sampai segan ketemu orang dia rasakan sampai enam bulan lamanya. Akhirnya dengan inisiatif sendiri dia nyantri dan belajar di sebuah pondok pesantren. Dari situ dia mulai bangkit dan memulihkan mentalnya untuk mulai merintis dan membangun bisnisnya. Alhamdulillah, tentunya dengan pertolongan dari yang Maha Kuasa kini bisa bangkit lagi bahkan lebih melejit dari sebelumnya.
janganlah kita terkungkung di satu bak kecil kalau memang sudah tidak kuat menampung dan segeralah cari bak yang lebih besar…
sukses sehat selamat,
mofied
salam….
setuju mbah….
lanjutkan untuk memberi inspirasi bagi rekan rekan kita yang sedang galau dalam bisnisnya..
yang lagi belajar jual baju muslimah modern
gamis modern
Mei 1, 2014 at 4:01 am
makasih mas…
semoga sukses bisnisnya 🙂
Mofied
Mei 1, 2014 at 4:21 am